EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR “RABIES”

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

“ R  A  B  I  E  S ”

Image

O L E H  :

 

NURUL ILMI KADIR

F1D211014

KESMAS REGULER

 

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2013

  1. A.   EPIDEMIOLOGI PENYAKIT RABIES

Distribusi penyakit rabies sangat bervariasi untuk setiap belahan dunia. Rabies atau Hydrophobia adalah penyakit zoonosis yang pada umumnya berasal dari satwa liar yang menyerang hewan-hewan domestik dan manusia atau dari hewan domestik yang tertular kemudian ke manusia. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi. (http://virology-online.com/ , 2010)

Image

Manusia adalah salah satu komponen dari siklus penyakit rabies yang merupakan “dead end “ dari siklus penyakit ini karena hampir selalu menyebabkan kematian. Transmisi manusia ke manusia adalah jarang, tetapi hal ini pernah dilaporkan di Perancis pada proses operasi transplantasi kornea mata pada tahun 1980. Bahkan pada tahun 2005 dari hasil investigasi kematian 4 pasien yang melakukan transplantasi ginjal, hati, dan arterial segment yang mengalami enchepalitis tanpa diketahui penyebabnya. Hasil investigasi menyatakan bahwa  terdapat partikel virus Rhabdoviridae penyebab rabies berdasarkan diagnose pada SSP.

WHO menyatakan bahwa sekitar 55.000 orang per tahun mati karena rabies, 95% dari jumlah itu berasal dari Asia dan Afrika. Sebagian besar dari korban sekitar 30 – 60% adalah anak-anak usia dibawah 15 tahun. Rute utama penyebaran penyakit rabies ini adalah gigitan dari anjing yang terkena rabies. Kematian umumnya disebabkan oleh tidak adanya perlakuan atau kurangnya perlakuan yang baik (post exposure treatment) dari korban yang terkena rabies.

  1. A.   ETIOLOGI PENYAKIT RABIES

Penyakit rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit rabies disebut juga penyakit anjing gila. Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lyssavirus. Karateristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Dalam taksonomi makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup ini sebagai berikut  :

Ordo                : Mononegavirales

Family              : Rhabdoviridae

Genus              : Lyssavirus

Spesies             : Rhabdovirus (virus rabies)

  1. A.   MEKANISME PENULARAN PENYAKIT

Image

Penularan penyakit rabies ke manusia terutama terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Penyakit rabies bisa ditularkan kepada manusia lewat kontak langsung seperti air liur atau gigitan dan goresan dari anjing yang sudah terinfeksi virus rabies. Kuman yang terdapat dalam air liur hewan ini akan masuk ke aliran darah dan menginfeksi tubuh manusia. Virus rabies bergerak ke otak dengan mengikuti saraf perifer (peripheral nerves). Masa inkubasi dari penyakit ini tergantung pada seberapa jauh virus harus bergerak untuk mencapai sistem saraf pusat, biasanya memakan waktu beberapa bulan. Masa inkubasi tersebut bisa sekitar 3 – 8 minggu dan ada yang 9 hari bahkan 7 tahun. Orang yang mempunyai daya tahan tubuh yang kurang akan lebih berisiko mengalami penyakit rabies. Setelah infeksi virus mencapai sistem saraf pusat dan gejala mulai tampak, infeksi praktis tidak dapat diobati dan biasanya fatal dalam hitungan hari. Bahkan walaupun sudah ada vaksin yang bisa mencegah penyakit ini, berdasarkan data dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyatakan bahwa di daerah Asia dan Afrika masih terjadi kematian karena penyakit rabies bahkan sampai dengan persentase 95%.

Leave a comment